Tuesday, May 2, 2017

Buku Pendidikan Karakter

Buku Pendidikan Karakter buku-pendidikan-karakter - Sahabat http://mitazaedu.blogspot.co.id kali ini akan berbagi Buku Pendidikan Karakter, seperti yang bisa di download/diunduh di bawah ini.
Pasca reformasi 1998 bangsa Indonesia menunjukkan indikasi terjadinya krisis karakter yang cukup memprihatikan. 
Demoralisasi mulai merambah ke dunia pendidikan yang belum memberi ruang untuk berperilaku jujur karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti sebatas pengetahuan yang tertulis dalam teks dan kurang mempersiapkan siswa untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan yang kontradiktif. Bisa jadi, fenomena maraknya praktik korupsi juga berawal dari kelemahan dunia pendidikan dalam menjalankan fungsinya sebagai  institusi yang turut bertanggung jawab membenahi moralitas anak bangsa. Ditemukannya beberapa bukti seperti tingginya angka kebocoran di institusi pendidikan, pengkatrolan nilai oleh guru, plagiatisme naskah-naskah skripsi dan tesis, menjamurnya budaya nyontek para siswa, korupsi waktu mengajar, dan sebagainya telah menunjukkan betapa telah terjadi reduksi moralitas dan nurani sebagian dari kalangan pendidik dan peserta didik. Di sisi lain, praktik pendidikan Indonesia yang cenderung terfokus pada pengembangan aspek kognitif dan sedikit mengabaikan aspek soft skils sebagai unsur utama pendidikan karakter, membuat nilai-nilai positif pendidikan belum optimal dicapai. 
 
Memang budaya korupsi yang menghancurkan moralitas bangsa Indonesia masih terus terjadi. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengurangi bahkan menghancurkan praktik yang merugikan kehidupan bangsa ini. Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Presiden (Inpres No.5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi merupakan sebagian jawaban dalam upaya memberantas budaya koruptif. Upaya penanggulangan dan pemberantasannya senyatanya telah dilakukan dengan cara yang lebih canggih, bahkan para penegak hukum, terutama KPK telah menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya. Namun demikian, praktik ini masih terus berlangsung dengan modus yang lebih canggih
Korupsi merupakan salah satu bentuk krisis karakter yang sangat dampaknya buruk bagi bangsa Indonesia. Korupsi menjadi penghambat utama kemajuan ekonomi, dan pada akhirnya korupsi menjadi sumber dari berkembangnya kemiskinan di Indonesia. Dalam kancah pergaulan internasional, posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang terkorup di dunia telah menyebabkan bangsa ini kehilangan martabat di tengah-tengah pergaulan bangsa lain. Korupsi terjadi karena orang-orang kehilangan beberapa karakter baik, terutama sekali kejujuran, pengendalian diri (self regulation), dan tanggung jawab sosial (Raka, 2007:2). 
 
Sebagaimana fenomena sosial yang terjadi pada akhir-akhir ini, budaya korupsi sudah merambah di lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, dan BUMN. Kasus kasus “Bank Century”, kasus suap pada anggota DPR, “Markus” (makelar kasus) ala Gayus Tambunan, korupsi perpajakan lainnya, mafia pengadilan, dan lain-lain adalah fenomena korupsi yang sering kita dengar dan tonton di mass madia. Hal ini mengambarkan bahwa aktivitas kelembagaan, semakin lama semakin terjebak kepada biudaya koruptif bahkan mengacu budaya yang pragmatis materialistik. Padahal, budaya kelembagaan haruslah jauh dari kepentingan pragmatis materialistik dan harus mengacu pada nilai-nilai pendidikan spiritualitas, sebagaimana yang mereka cita-citakan. Dengan kata lain, budaya kelembagaan mestinya mampu membangun sikap dan sifat-sifat seperti jujur, tegas, hati-hati, percaya diri, penuh pertimbangan, berani, sopan, bersemangat, lembut, dan halus, sikap ramah, moderat dan bijaksana, rendah hati, adil, mengamalkan kebaikan, menabur kasih sayang, hidup sederhana, taat dan patuh, sabar menjaga kedamaian, dapat mempercayai dan dipercaya (TIM Pasca sarjana, 2010:35).
 
Di samping korupsi, memudarnya karakter anak bangsa juga ditunjukkan oleh meningkatnya aksi-aksi yang berdampak pada rusaknya diri bangsa kita sendiri, seperti tawuran, vandalism, saling caci-maki, perkelahiran antarsporter, pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, dan sejenisnya. Ketika bangsa-bangsa lain bekerja keras mengerahkan potensi masyarakatnya untuk meningkatkan daya saing negaranya, sebagian dari anak bangsa justru terjebak pada perilaku yang tidak produktif dan merugikan masyarakat sendiri. Penyelesaian perbedaan pendapat dengan meng¬gunakan kekerasan dan mengarah pada konflik horizontal bahkan SARA, sebagaimana yang sering dipertontonkan media massa, menunjukkan  semakin memu¬darnya nilai-nilai kemanusiaan dan kesatuan dalam negara yang berbhineka tunggal ika.
 
Di kalangan anak muda, yang notabene generasi penerus bangsa juga muncul perilaku-perilaku menyimpang dan menyedihkan. Maraknya geng motor, seks bebas, keterlibatan dalam narkoba, tawuran, perilaku santai, ugal-ugalan di jalan dan sebagainya merupakan beberapa kasus yang mewarnai kehidupan mereka dan tak la-yak untuk diteladani. Jika perilaku ini terus berkembang, mau kemana anak bangsa ini?
 
Tujuan  Penulisan Buku
Tujuan utama  penulisan buku ini adalah mencoba memberikan masukan tentang  bagaimana membangun paradigma pendidikan di Indonesia supaya bisa melahirkan lulusan yang berkualitas, serta memiliki integritas moral yang tinggi. Salah satunya dengan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.


bab 1 pendahuluan
Download
daftar pustaka-1.doc

Demikian Buku Pendidikan Karakter yang bisa diposting kali ini.
Semoga saja bermanfaat. Amin
Salam http://mitazaedu.blogspot.co.id

0 comments:

Post a Comment